Pertanyaan Kasus Menyelesaikan Masalah Dengan Kreatif

Saat ini dunia sedang di landa krisis, mengakibatkan berbagai sektor terkena dampak dari krisis yang terjadi, termasuk Indonesia. Banyak sekali perusahaan yang melakukan PHK, sektor usaha mengalami penurunan dalam penjualan, secara otomatis mengalami penurunan produksi.

Pertanyaan :
  1. Dengan situasi dan kondisi seperti ini, dimana semua sektor usaha mengalami tidak stabil....Apa yang akan anda lakukan agar masa depan kalian dapat terjamin baik, jelaskan dengan beberapa metode kreativitas dan pemecahan masalahnya ?
  2. Apa bila saat sekarang Anda tidak memilki uang untuk hidup, apa yang akan kalian lakukan untuk dapat terus bertahan dalam hidup bahkan dapat lebih berhasil dari sekarang, jelaskan bagaimana anda melakukan sebuah terobosan dengan kreatif dan inovatif ?

Selamat mengerjakan........

Menemukan Faktor Kekuatan dan Kelemahan

  • Siapakah saya?
  • Apa kelebihan saya?
  • Apa kekurangan saya?
Pertanyaan di atas kita harus dapat menjawab dengan jujur dan terperinci, kita juga dapat mengkombinasikan dengan metode “Teknik menyelesaikan masalah” pada penjelasan yang ada di blog. Dengan kita menjawab dengan jujur dan secara terperinci maka kita akan mengetahui apa kekurangan dan kelebihan kita.

Tujuan dari kita mengetahui semua kekurangan dan kelebihan kita adalah untuk menentukan tujuan dan langkah apa yang akan kita lakukan untuk hidup, supaya hidup kita lebih mudah menggapai kesuksesan dan kebahagiaan, kemudian kita tidak melakukan hal-hal atau kegiatan yang percuma (tidak ada manfaat nya untuk diri kita).

Berdasarkan dari pengalaman dan sharing para sahabat, pada saat kita melihat kebelakang kehidupan kita, kita sering menyesal, kenapa kita dahulu melakukan hal-hal yang tidak ada arti dan maknanya untuk diri kita, mungkin pada saat dulu kita banyak melakukan hal-hal atau kegiatan yang bermanfaat untuk diri kita, kehidupan kita tidak akan seperti ini. Semua itu di karenakan kita tidak paham atau mengerti kelebihan dan kekurangan diri kita.
Setelah kita menjawab pertanyaan di atas dengan jujur kepada diri kita sendri, lanjutkanlah dengan pertanyaan sebagai berikut :

  • Apa yang akan saya lakukan untuk diri saya dan keluarga ?
  • Apa yang akan saya lakukan untuk orang yang saya sayangi dan cintai ? (pada pertanyaan ini kita bayangkan orang-orang yang kita sayang, seperti : Orang tua, istri, suami, anak dll)
  • Sudahkah, saya melakukan hal yang terbaik untuk mereka ?
Terus dan kembangkanlah pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin kepada diri kita, atau kita juga dapat bertanya, seperti : "kenapa saya melakukan hal ini ?" sampai kita benar-benar mendapatkan potensi dalam diri kita dan kita mengerti apa yang akan kita lakukan bermanfaat untuk diri kita dan orang lain, bukan merugikan diri kita dan orang lain.

Lakukanlah pada saat malam hari atau dengan suasana yang tenang dan hening, agar kita tidak terganggu dalam melakukan rencana tujuan hidup.

Metode Untuk Menciptakan Pemikiran Kreatif

Metode untuk Menciptakan Pemikiran Kreatif

Attribute Listing

• Gunakan Attribute Listing apabila anda mendapati situasi yang dapat di-breakdown menjadi serangkaian atribut
• Metode ini bersifat rasional dan cocok untuk orang-orang yang menyukai pendekatan analitis.
• Uraikan isu atau masalah yang tengah didiskusikan kedalam sebanyak mungkin atribut
• Kita bisa juga memetakan masalah dalam sejumlah kategori utama, dan kemudian mem-breakdown setiap kategori itu ke dalam sejumlah atribut.
• Untuk setiap atribut tanyakan ‘apa yang diberikannya?’ Gali nilai atau value dari setiap atribut.
• Terdapat kemungkinan sebuah atribut memberikan value yang positif ataupun bersifat negatif.
• Tugas kita adalah mengeksplorasi setiap value dalam atribut, memodifikasinya, dan menemukan value terbaik dalam setiap atribut.
• Attribute Listing bekerja sebagai pendekatan dekomposisional, memecahkan permasalahan menjadi bagian yang lebih kecil yang dapat diuji secara lebih detil.
• Dengan memecahnya menjadi serangkaian atribut, kita dapat menemukan cara baru untuk menjadi lebih kreatif.

Brainstorming
• Brainstorming mungkin merupakan sarana kreativitas yang paling banyak dikenal.
• Esensi dari teknik ini adalah meminta setiap anggota kelompok untuk secara bebas memberikan opini/pendapat tentang solusi kreatif yang hendak dirumuskan.
• Durasinya bisa berlangsung selama 30 – 60 menit.
• Brainstorming Rules :
• Setiap anggota diminta memberikan pendapat/opini secara bebas
• Semakin banyak ide yang dikeluarkan, semakin bagus
• Setiap ide harus dikeluarkan, tidak perlu di-filter, betapapun radikalnya ide tersebut Combine and improve.

Visioning

Metode Untuk Mendefinisikan Masalah

Metode untuk Mendefinisikan Permasalahan :

Metode Kipling
• Rudyard Kipling menggunakan seperangkat pertanyaan (5W + 1H) untuk membantu memicu pemikiran dan mengatasi permasalahan
• 5 W + 1 H = What, Where, When, Why, Who, dan How
• Deretan pertanyaan yang layak diajukan :
• Apa masalahnya? Dimana terjadinya? Kapan terjadinya? Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana anda dapat mengatasi masalah ini? Siapa yang anda perlukan untuk dilibatkan? Kapan anda akan mengetahui bahwa anda dapat mengatasi masalah ini?
• Metode Kipling membantu kita untuk memetakan sebuah masalah secara lebih komprehensif dan menyusun solusi dengan lebih kreatif

Problem Statement
• Problem Statement adalah memulai cara memecahkan persoalan dengan mendefinisikan masalah terlebih dahulu secara AKURAT.
• Diskusikan apa MASALAH sebenarnya? Temukan poin kesepakatan dan diskusikan titik perbedaan dalam mendefenisikan masalah.
• Cara kita menyatakan permasalahan secara benar merupakan setengah dari solusi.
• Jika kita mendefinisikan problem statement dengan baik, penyusunan SOLUSI yang kreatif akan menjadi lebih mudah

Metode Challenge
• Metode ini intinya adalah mendorong kita untuk “menantang (challenge)” segenap pra konsepsi, asumsi dan pikiran kita mengenai sebuah masalah
• Asumsi mengenai “Tidak Mungkin” atau
“Tidak Bisa Dilakukan” atau “Batasan Berpikir” dicoba untuk didobrak dan di-challenge.
• Beberapa contoh asumsi/konsepsi yang mungkin bisa di-challenge:
• Apakah mobil harus selalu berjalan di darat?
• Apakah bekerja harus selalu di kantor?
• Apakah menelpon HP tidak bisa gratis selamanya?

Tiga Komponen Membangun Kreativitas

Kita kurang menyadari sebenarnya dalam menyelesaikan masalah, seharusnya tidak dengan kondisi yang emosi karena akan menghasilkan sesuatu yang akan merugikan kita sendiri. Kita di tuntut untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai macam kreativitas.

Tiga Komponen kunci untuk membangun kreativitas :

1. Keahlian.
Keahlian berarti adanya kompetensi atau kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan .
2. Motivasi.
Motivasi – terutama yang digerakkan oleh inner motivation – ternyata amat mendorong proses berpikir kreatif.
3. Creatitive Thinking Skills.
Kreativitas akan muncul jika memang kita dibekali dengan creative thinking skills yang memadai.

Mitos Tentang Kreativitas :
1. Semakin pintar Anda, semakin kreatif Anda.
2. Anak Muda lebih kreatif daripada orang tua.
3. Kreativitas digunakan untuk beberapa - yang berani pengambil risiko.
4. Kreativitas adalah tindakan tersendiri.
5. Anda tidak bisa mengelola kreativitas.

Berbagai macam faktor penghambat kreativitas

Kreativitas manusia sangat lah berbeda-beda, semua itu tergantung dari perjalanan hidup dan bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi. Faktor-faktor penghambat dan menunjang kreativitas di sebut dengan blok konseptual yaitu :
1. Blok yang menghambat kreativits  Membuat Asumsi , mengikuti aturan, terlalu mengandalkan logika dan Takut gagal.
2. Bllok yang Kreativitas  Mengecek Asumsi, Mendobrak aturan, memanfaatkan imajinasi dan intuisi dan juga keberanian dalam mengambil resiko.

Blok konseptual : Penghambat mental yang membatasi kita dalam mendefenisikan masalah dan Membatasi alternatif solusi pemikiran yang mungkin relevan.

Blok Konseptual :
Kian banyak pendidikan formal yang dimiliki secara individu dan Kian banyak pengalaman yang didapatkan dalam pekerjaan Membuat makin kurangnya kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan cara-cara kreatif…

Blok Konseptual :
Pendidikan formal sering menghasilkan…“jawaban yang benar”, aturan secara analitis, atau batas–batas pemikiran.
Pengalaman dalam pekerjaan mengajarkan …..cara yang dianggap tepat untuk melakukan sesuatu…kebiasaan yang dianggap paling benar.
Dari ke dua penjelasan di atas mengakibatkan Individu kehilangan kemampuan untuk bereksperimen dan berimprovisasi.

Berbagai macam tipe Blok Konseptual :
1. Constancy : Berpikir secara vertika dan One thinking language.
2. Compression : Distinguishing figure from ground dan Batasan artificial.
3. Complacency : Non-inquisitiveness dan Non-Thinking

• Constancy

(berfikir secara vertical) : Mendefinisikan permasalahan hanya dengan satu cara tanpa mempertimbangkan pandangan alternatif Sebaliknya, pemikir lateral menghasilkan cara pandang permasalahan alternatif dan menciptakan beragam cara untuk mendefinisikan masalah.
(One thinking language) : Hanya menggunakan satu bahasa (misal, hanya menggunakan bahasa kata-kata/verbal language) untuk mendefinisikan dan menilai permasalahan, Tidak mengindahkan bahasa lain seperti bahasa simbolik (seperti matematika), sensory imagery (smelling), perasaan dan emosi (takut, kebahagiaan), visual imagery (penggambaran mental).

• Compression
(Distinguishing figure from ground) : Gagal menyaring informasi yang tidak berkaitan/tidak relevan dan Ketidakmampuan untuk membedakan informasi penting dan informasi yang tidak penting, dan untuk meringkas permasalahan secara proporsional.
(Batasan artificial) : Terlalu sempit dalam mendefinisikan batasan permasalahan dan Orang-orang acap berasumsi sejumlah permasalahan atau solusi alternatif merupakan hal yang diluar batas mereka (atau dianggap tidak masuk akal), sehingga mereka mengabaikannya.

• Complacency
(Non-inquisitiveness) : Enggan dan tidak terlatih untuk mengajukan pertanyaan dan Kadang-kadang tidak mampu mengatasi permasalahan karena malas mengajukan pertanyaan, atau tidak aktif menggali data dan informasi.

(Non-thinking) : Kecenderungan untuk menghindari pekerjaan secara mental.
Tidak pernah menyediakan waktu untuk “berpikir”. Bepikir bukan dianggap sebagai sebuah aktivitas (pekerjaan) dan Kegiatan “berpikir” disamakan dengan sekedar melamun.

- Menghadapi Gap Di Kantor

Menghadapi suasana kantor yang kurang harmonis, atasan dan bawahan saling tuding, intrik-intrik yang kian meruncing, pasti membuat serba salah. Selalu merasa dicurigai saat berusaha menjalin komunikasi dengan kelompok lain, persaingan di kantor kian tak sehat, dan suasana rapat kerap saling menjatuhkan. Inilah risiko yang terjadi ketika gap atau jarak komunikasi antarkelompok terlalu jauh. Bukan hanya Anda yang merasakan dampaknya, perusahaan juga ikut mengalami kerugian.

Gap yang terjadi dalam organisasi, menurut Anny Nursani, konsultan sumber daya manusia dari Iradat Konsultan, merupakan masalah yang biasa terjadi, baik di organisasi berskala besar yang melibatkan banyak divisi dan tim kerja, maupun skala kecil. Sayangnya, tak semua orang siap disuguhi intrik dan gap yang terjadi di kantor. Beberapa bahkan akan merasa tak betah di kantor. Akhirnya produktivitas menurun, karena kerja tim tak solid. Sulit berinovasi, selalu ada sikap saling curiga, dan tak percaya satu sama lain. Nah, jangan berdiam diri atau membiarkan perusahaan yang Anda cintai hancur karena masalah gap!

Tingkatkan percaya diri
Jangan hanyut pada aturan main yang terlanjur ada. Saran Anny, tetap netral dan kembangkan sikap profesional dalam bergaul. Fungsikan diri secara optimal, meski berada di pihak netral. Memang, seringkali kita tak sanggup mempertahankan sikap profesional atau netral, karena berbagai sebab. Misalnya, sebagai orang baru di antara orang-orang lama, merasa jadi kelompok marjinal yang didominasi kelompok superior, khawatir dipersulit dalam pekerjaan, dan lainnya. Namun, bukan berarti Anda tak bisa melakukan perubahan. Keyakinan diri yang tinggi akan meringankan langkah untuk berbuat sesuatu di lingkungan kerja tanpa kenal lelah.

Berpikir positif
Masalah gap di kantor pada dasarnya dipicu masalah komunikasi. Hal ini menjadi serius ketika para karyawan tak cukup terbuka dan menerima perbedaan yang ada, sehingga timbul sekat sosial. Kalau sudah begini, jangan larut dalam suasana carut marut! Tetaplah berpikir positif, karena sikap positif bisa ditularkan ke orang lain, sehingga bisa mengurangi energi negatif yang terlanjur dominan. Manfaatkan kesempatan informal, seperti saat istirahat makan siang atau bertandang di kubikel rekan kerja. Perlahan-lahan, suasana akan cair dan kembali harmonis, dengan menurunkan level kecurigaan.

Optimis
Akan melelahkan jika suasana tak kunjung membaik. Hindari bersikap pasif menghadapi gap di kantor. Bersikap pasif hanya akan menjebak Anda dalam pikiran negatif dan jadi pesimis. Kembangkan sikap proaktif dan jangan mengecilkan arti diri di lingkungan kerja. Tetaplah berpikir, Anda punya cukup arti bagi perusahaan dan masalah pasti ada solusinya. Intinya, asal ada kemauan, masih banyak cara yang bisa ditempuh untuk membuat segalanya jadi lebih baik.

Berpikir terbuka
Meski berada di pihak netral dan tak terlibat intrik, tetaplah berpikir terbuka, menerima kritik, dan masukan. Orang yang terbuka akan lebih mudah diterima masukannya ketimbang orang yang sulit menerima masukan orang lain. Dengan selalu berpikir terbuka, Anda bisa menularkan sikap ini untuk membuka komunikasi antar kelompok yang berseberangan. “Biasanya gap juga disumbang dari ketidakterbukaan dalam menerima perbedaan. Padahal, perbedaan seharusnya diterima sebagai identitas yang dimiliki seseorang, bukannya diseragamkan,” ujar Anny.

Jangan asal mengadu!
Jangan berharap terlalu tinggi jika ingin mengupayakan perubahan. Cukup lakukan yang bisa dilakukan, untuk menghindarkan rasa kecewa. Anda bisa mulai dari rekan terdekat dengan mencoba bergabung saat istirahat makan siang dengan kelompok A, B, maupun C. Bukan untuk masuk dan menjadi bagian kelompok itu, tapi sebagai upaya untuk bisa menularkan hal-hal baik. Jika jengah dengan situasi yang ada, Anda boleh mengadu. Anda bisa bicara kepada teman yang bisa dipercaya untuk mendapatkan masukan. Namun, saran Anny, jika cukup profesional, adukan masalah yang ada ke atasan langsung. Tapi jangan langkahi atasan, karena akan menimbulkan gap baru.

Jika upaya itu tak banyak membuahkan hasil, cobalah bicarakan ke bagian HRD. Anda juga bisa mengupayakan perubahan dengan menularkan budaya organisasi yang baik, seperti kesetaraan. Tetapi, sekali lagi, jangan berharap terlalu banyak. Menurut Anny, cara ini biasanya akan sulit dan makan waktu lama, mengingat budaya itu sudah terbentuk amat lama. Apapun yang akan Anda lakukan, tetaplah berpijak pada prinsip berpikir positif dan tekun mengupayakan perubah.

Sumber Kompas

- Cara Berpakaian Menentukan Prestasi Di Kantor

Ada sebagian orang yang berpikiran bahwa cara berpakaian saat ke kantor tak akan berpengaruh terhadap penilaian prestasinya. Pemikiran semacam ini tidak sepenuhnya benar. Bagaimana pun juga, 30 detik pertama Anda bertemu dengan orang yang belum Anda kenal berperan penting dalam menciptakan kesan. Termasuk cara Anda berpakaian dan bersikap. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan dalam menentukan pakaian yang sebaiknya Anda kenakan.

Pakaian saat wawancara kerja
Kesempatan pertama Anda untuk memberikan kesan sebaik-baiknya kepada perusahaan tempat Anda melamar kerja adalah pada tahap wawancara kerja. Sayangnya, tak semua pelamar kerja memiliki keuntungan untuk mendapatkan "contekan" mengenai kultur perusahaan yang ia tuju. Karena ketidaktahuan tersebut, biasanya calon pelamar kerja sering "saltum".

Yang bisa Anda lakukan adalah mengingat bahwa berpakaian "lebih" (overdress) lebih baik daripada berpakaian tak sesuai (underdress). Meski Anda akan melakukan wawancara kerja di perusahaan kreatif, bukan berarti Anda bisa seenaknya berpakaian santai. Karena, pihak pewawancara pun akan menilai kesungguhan kerja Anda dari cara Anda berdandan.

Pakaian di kantor
Tanya Roth, penata busana untuk agensi Urban Darling, mengatakan, banyak industri yang memberikan keleluasaan pegawainya untuk mengenakan pakaian santai. Namun, perlu diingat, tak jarang peraturan ini diartikan salah oleh para pegawai, dengan memilih pakaian yang kelewat santai.

Roth menyarankan, “Saya rasa akan lebih baik jika Anda tampil sebaik mungkin. Seperti Anda akan memberikan bukti bahwa Anda adalah hasil karya pekerjaan Anda.” Meski para wanita di kantor Anda mengenakan jins ke kantor, disarankan untuk memadankan tampilan Anda dengan blazer, kaus berkerah, kemeja, dan sepatu hak tinggi. Tambahkan warna pada sepatu, tas, atau kalung di atas setelan atau celana bahan untuk memberikan sentuhan lebih.
Pelajari dan ingat-ingat apa yang dikenakan oleh para pegawai di kantor yang Anda tuju tersebut pada saat wawancara kerja. Seandainya Anda diterima, Anda sudah ada perkiraan pakaian apa yang sepantasnya Anda kenakan. Lebih baik juga jika Anda menanyakan kepada bagian personalia mengenai aturan pakaian di kantor tersebut pada saat akan tanda tangan kontrak.

Gunakan akal sehat
Tentunya, Anda bisa mencoba memahami cara berpakaian di kantor yang Anda tuju. Mungkin Anda pernah melihat teman Anda mengenakan celana jins robek, kaus bergambar tengkorak, atau rambut warna ungu, saat berangkat ke kantor. Namun kecuali Anda bekerja di agency periklanan atau di media, dandanan seperti ini tak mungkin Anda tiru. Demikian pula pakaian dengan belahan dada terlalu rendah, atau rok yang terlalu mini.

Baca "dresscode"-nya
Jika perusahaan yang Anda tuju memiliki kode berpakaian tertulis di buku pegawainya, bacalah. Ingatlah. Lalu perhatikan sekeliling Anda. Jika kebanyakan pegawainya tak mengikuti peraturan tersebut, setidaknya Anda mengikuti cara berpakaian yang cukup baik. Lebih baik lagi bila Anda tak melenceng terlalu jauh dari peraturan. Siapa yang mau kena tegur hanya karena salah memilih pakaian, kan?

Berpakaianlah untuk posisi yang Anda kejar
Ketika Anda sudah menekuni karier, tak heran jika Anda cenderung cuek dengan pakaian yang akan Anda kenakan. Biasanya pegawai yang sudah lama hanya akan menggunakan pakaian dengan prinsip "yang penting bersih". Atasan Anda akan menilai etika kerja Anda setahun sekali. Namun pakaian Anda dan cara Anda membawa diri adalah faktor yang akan dinilai setiap harinya.

Sumber kompas

- 8 Strategi Hadapi Komplain Pelanggan

Kasus yang dihadapi Prita Mulyasari dengan RS Omni Internasional Alam Sutera, Serpong, menarik perhatian berbagai kalangan. Hal ini terjadi karena banyak dari kita yang pernah merasakan pengalaman yang sama. Kita mungkin pernah mengajukan komplain kepada perusahaan yang produk atau jasanya sering kita konsumsi atau gunakan. Namun, komplain tersebut tidak ditanggapi dengan baik sehingga apa yang kita keluhkan tidak mendapatkan penyelesaian. Bila Anda menelepon, pihak perusahaan terus memberikan janji-janji yang tak juga ditepati. Atau, Anda "diping-pong" ke sana kemari hingga sambungan terputus. Hal lainnya, perusahaan tak mau disalahkan dan menuntut Anda menerima saja kondisi tersebut tanpa menawarkan jalan keluarnya.

Hal ini menunjukkan masih banyak perusahaan di Indonesia yang tidak memiliki kemampuan dalam menangani komplain pelanggan atau kliennya. Salah satu perusahaan itu mungkin tempat dimana Anda bekerja, meskipun Anda tidak menjadi pihak yang "apes" harus menghadapi kemarahan pelanggan. Karena itu alangkah baiknya jika kita tidak hanya menempatkan diri sebagai pihak yang dikecewakan, tetapi juga pihak yang pernah mengecewakan pelanggan kita. Kita bisa belajar bagaimana menerima keluhan pelanggan, dan tidak melarikan diri karena tidak tahu bagaimana mengatasinya.

Perlu Anda sadari, menunda menangani komplain pelanggan, apa pun caranya, tidak akan membuat masalah itu pergi. Menurut Tom Hopkins, trainer bidang Dasar-dasar Penjualan di Tom Hopkins International, akan ada dua hal yang terjadi bila komplain tidak ditanggapi: pelanggan yang marah itu menyerah, atau justru menyampaikan keluhannya melalui surat pembaca di suratkabar, curhat melalui email seperti yang dilakukan Prita Mulyasari, atau langsung melaporkan ke polisi.

Anda mungkin berpikir, tak apalah kehilangan satu-dua pelanggan. Namun ini pemikiran yang salah. Menurut penelitian, jika kita memiliki pengalaman menyenangkan dengan sebuah perusahaan, kita cenderung menyampaikannya kepada tiga orang lain. Namun seseorang yang kecewa dengan kualitas atau buruknya jasa sebuah perusahaan, akan menyampaikan kepada 11 orang lainnya. Anda bisa melihat sendiri bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap RS Omni Internasional saat ini sangat menurun, meskipun proses penyelidikan belum selesai bukan?

Sebesar apa pun kemarahan pelanggan sehingga membuat Anda kelabakan, tanggapi keluhannya secepat mungkin dengan cara berikut:

1. Tak usah panik, dan abaikan saja caci-maki pelanggan. Segera akui kesalahan perusahaan, lalu telusuri akar permasalahannya. Tidak ada yang membuat pelanggan lebih mengamuk ketimbang membuatnya merasa diabaikan. Semakin cepat Anda memahami kemarahannya, semakin baik. Jangan langsung menghilang dari ruangan dan menyuruh orang lain mengatakan Anda tidak masuk. Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab.

2. Tetaplah tenang. Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan kondisi pelanggan. Katakan bahwa Anda mengerti mengapa ia marah, dan sampaikan bahwa Anda akan mengurus masalah ini dengan serius. Buat catatan mengenai setiap detail yang ia berikan.

Bila Anda memang belum memahami apa yang terjadi, dan apa yang harus dilakukan, katakan, "Mohon agar Bapak/Ibu memberi kami waktu untuk mengusut masalah ini lebih dulu, dan mencari jalan keluarnya." Bila Anda menghadapi wartawan yang sedang mencari informasi, jelaskan, "Kami belum dapat memberikan keterangan apa pun, karena masih menyelidiki masalah ini. Segera setelah kami menemukan akar permasalahannya, kami akan segera menghubungi Anda." Dan, lakukan apa yang sudah Anda janjikan!

3. Jangan memotong pembicaraan pelanggan, bersabarlah dan biarkan ia memuaskan rasa kesalnya. Jangan meralat apa yang dikatakannya. Pelanggan akan segera menyadari bahwa Anda tidak berusaha membela diri. Dalam banyak kasus, setelah berhasil mengeluarkan unek-uneknya, pelanggan sering merasa telah marah secara berlebihan dan menyesal karenanya. Setelah itu biasanya mereka akan menerima solusi yang Anda tawarkan.

4. Tanyakan beberapa hal yang mungkin akan membantu Anda menemukan cara untuk memperbaiki keadaan. Cobalah untuk mendapatkan informasi spesifik mengenai kesulitan yang disebabkan masalah tersebut.

5. Ajak mereka mendiskusikan solusinya. Pelanggan akan segera melunak, dan mampu berdiskusi secara rasional. Jika ia masih kesal, undanglah ia untuk pertemuan selanjutnya. Misalnya, bertemu satu jam lagi sambil memberinya kesempatan makan siang, sementara Anda mencari jalan keluarnya. Atau, cari waktu lain sesuai jadual yang pas untuknya.

6. Sepakati suatu solusi. Setelah Anda mengetahui dengan pasti keluhannya, Anda akan dapat mencari suatu tindakan penyelesaian. Susun suatu skema yang spesifik. Tawarkan sesuatu yang akan melegakannya dengan cepat.

7. Sepakati jadual untuk melakukan penyelesaian masalahnya. Berikan waktu yang realistis, yang memberikan Anda cukup waktu untuk menangani masalah tersebut. Kesalahan terbesar adalah jika Anda menyetujui sesuatu yang tidak dapat dilakukan. Selain itu, jika Anda berjanji akan meneleponnya, lakukan secepatnya.

8. Jadikan penyelesaian masalah ini sebagai prioritas Anda, sehingga Anda mendahulukan komplain ini dari pekerjaan rutin Anda. Katakan pada atasan bahwa hal ini tidak boleh disepelekan. Begitu Anda berhasil membuat pelanggan puas dengan jalan keluarnya, Anda pun akan merasa puas dengan hasil kerja Anda.

sumber kompas

- Banyak Jalan Menuju Promosi

Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan promosi atau naik jabatan. Salah satunya adalah prestasi kerja dan cara ‘menjual diri’ yang bagus. Kedua faktor ini mesti Anda miliki jika ingin karier melesat.

Jangan buru-buru mengangkat alis mendengar kata ‘menjual’ atau mempromosikan diri sendiri. No, Anda tidak akan dianggap ke-PD-an. Malah sebaliknya, dengan cara inilah prestasi Anda terlihat. Jadi mulai sekarang, cobalah lebih aktif mempromosikan diri sendiri pada atasan bahwa Andalah yang terbaik dan layak mendapatkan peningkatan karier. Tidak tahu caranya? Coba cara ini:

Bersemangat
Karyawan yang terlihat antusias dan bersemangat menyelesaikan berbagai tugas, tentu akan menarik perhatian. Pasalnya, semangat itu tak hanya berdampak bagi dirinya sendiri, tapi juga akan menebarkan energi positif di lingkungan kerjanya. Pasanglah wajah excited saat bekerja, sehingga Anda terkesan mudah didekati dan diajak bicara. Setiap atasan tentunya akan merasa senang memiliki karyawan yang selalu tampak gembira dan menikmati pekerjaannya. Sehingga ia pun tidak akan ragu memberi Anda pekerjaan dan tantangan-tantangan baru.

Curi Perhatian
Layaknya sebuah iklan yang bisa mencuri perhatian dalam waktu singkat, Anda pun perlu melakukannya. Buatlah orang lain selalu terkesan dan senang bicara dengan Anda. Saat office party atau kesempatan ngobrol dengan atasan, lontarkan topik-topik menarik. Tunjukkan bahwa Anda mengetahui apa yang terjadi di dunia ini. Misalnya, Anda yang sehari-hari bergelut di dunia keuangan, jangan hanya membicarakan seputar ekonomo dan hal-hal berat lainnya. Cobalah topik yang ringan, misalnya membicarakan potongan rambut terkini, trend fashion, atau mungkin melontarkan tips mengurangi global warming. Atasan akan menganggap Anda memiliki wawasan dan pergaulan yang luas.

Hang out Bersama Atasan
Anda tentu tahu bahwa kedekatan hubungan dengan atasan merupakan kunci untuk mencapai promosi. Jadi jangan pernah melewatkan setiap kesempatan yang memungkinkan Anda bisa bergaul akrab dengan atasan. Hangout bareng teman dan atasan bisa dicoba. Dalam suasana yang santai seperti ini, biarkan atasan mengenal lebih jauh sosok Anda. Maklum, pada kesempatan formal, atasan mungkin terlalu sibuk sehingga tidak bisa memerhatikan anak buahnya satu per satu. Saat berada dalam kesempatan informal seperti ini, hindari terlalu banyak berkumpul atau ngobrol dengan sesama rekan kerja, tapi cobalah mendekati dan ngobrol dengan atasan. Jadilah diri sendiri, bersikaplah biasa, seperti Anda sedang bersama teman-teman yang lain. Awalnya mungkin Anda akan merasa sungkan. Tapi begitu merasa klik, Anda bisa bicara panjang lebar, terutama soal pekerjaan. Mungkin dari sini dia akan tertarik pada Anda.

Jaga Mulut
Sekesal apa pun Anda dengan rekan kerja atau atasan, jangan pernah berkata buruk atau menjelek-jelekkannya. Ingat, dinding selalu punya telinga. Anda tak ingin kan, caci maki Anda justru berdampak buruk pada image Anda. Karena, sedikitbanyak image seseorang akan dipengaruhi cara ia berbicara. Jadi, akan lebih baik bila Anda langsung menyampaikan rasa kesal Anda ,daripada membicarakan di belakangnya.

Jaga Penampilan
Pakaian apa yang Anda pakai secara tidak langsung akan menggambarkan bagaimana diri Anda. Karena itu, cobalah untuk selalu tampil memesona. Sesuaikan pakaian dengan lingkungan yang ingin Anda masuki. Bila Anda ingin dipromosikan sebagai manajer, maka berpakaianlah seperti seorang manajer. Tenang, tak ada salahnya kok tampil sedikit lebih formal, layaknya atsan Anda. Sikap ini akan membuat Anda terlihat optimis dan siap menerima tanggung jawab yang lebih besar.

Pilih Teman
Ini bukan berarti Anda hanya bisa berteman dengan orang-orang tertentu saja. Sebagai pegawai yang baik, Anda tentu harus bisa bergaul dan bersikap ramah dengan siapa saja di lingkungan kantor. Meski pun begitu, tak semua orang bisa menjadi teman dekat atau teman diskusi Anda. Ada baiknya Anda sedikit berhati-hati memilih teman untuk berbagi ide dan cerita seputar kantor. Jangan sampai Anda justru bercerita dengan si tukang gosip, bisa-bisa masalah Anda dijadikan bahan gosip. Enggak mau kan, reputasi Anda rusak gara-gara gosip?

Tak Perlu Malu Bertanya
Setiap perusahaan berkewajiban mengevaluasi hasil kerja para karyawannya. Idealnya, evaluasi dilakukan selama enam bulan atau setahun sekali. Namun, bila atasan tak kunjung memanggil Anda untuk evaluasi kerja, tak ada salahnya kok bisa Anda bertanya dan mengingatkannya. Bisa jadi, si bos sedang banyak kerjaan dan lupa memanggil Anda. Sesekali Anda juga bisa berdiskusi mengenai perkembangan karier Anda. Dengan begitu, Anda akan mengetahui apa saja yang harus Anda tempuh untuk kemajuan karier.

sumber kompas

- Tipe Pekerja Macam Apakah Anda?

Bergejolaknya ekonomi membuat banyak orang kesulitan mencari pekerjaan. Kita di Indonesia mungkin memang belum banyak terkena imbasnya. Namun dengan tenaga pekerja yang makin bertumbuh, sementara pasaran lowongan kerja masih terbatas, makin ketat pula persaingannya. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan? Anda bisa mencoba menjadi yang terbaik. Untuk menjadi yang terbaik, Anda harus menyukai dan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.

Untuk menemukan pekerjaan yang tepat, sangatlah penting untuk memahami tipe pekerja macam apa Anda, dan apa yang menggerakkan Anda untuk memenuhi kebutuhan serta kepenuhan diri. Tergerak karena gairah dan kesenangan, pasti akan membuat Anda lebih bersinar saat wawancara kerja. Terlebih lagi Anda akan selalu terpacu untuk lebih baik lagi. Gairah plus skill adalah kombinasi yang berakibat pada lahirnya hasil kerja yang luar biasa. Jadi, daripada memfokuskan diri pada titel dan jenis pekerjaan, mengapa tidak memfokuskan diri untuk mencari pekerjaan yang memberikan kepenuhan terhadap gairah Anda? Hal ini akan membuka kemungkinan lebih banyak lagi dalam mencari pekerjaan dan memenuhi keinginan Anda.

Purpose Linked Consulting mendeteksi 10 gaya bekerja yang sering tampak dan dilakukan oleh para karyawan. Anda bisa mencari jenis karyawan seperti apakah yang sesuai gaya bekerja Anda dalam Passion Archetypes. Berikut adalah tipe-tipe cara pekerja melakukan pekerjaannya:
The Builder: Ini merupakan tipe kepribadian yang terbuka dengan segala macam kesempatan untuk mengembangkan bisnis baru atau fungsi baru untuk membuka sebuah lahan baru. Tipe Pembangun mencintai sebuah teritori yang belum dimiliki orang lain. Bekerja amat baik untuk mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan. Mereka membutuhkan kebebasan untuk menciptakan “jejak” mereka demi mencapai gol tersebut. Tipe Pembangun adalah tipe yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam bisnis, dan umumnya adalah pemimpin sejati.

The Transformer: Tipe Pengubah adalah orang yang senang dengan perubahan. Mereka bisa maju melawan segala kekacauan dan perubahan. Tipe ini sangat mudah beradaptasi dan akan baik menghadapi perubahan dan kemungkinan perubahan ke arah yang lebih baik. Mereka biasanya tak akan menunggu agar terjadi perubahan, tetapi akan mencari kesempatan untuk melakukan perubahan. Mereka cenderung bosan menghadapi keadaan yang sama dari waktu ke waktu.

The Processor: Senang meneliti dan mengamati sesuatu adalah tipe pribadi ini. Mereka senang mengkaji informasi dan data untuk melihat apa yang akan dihasilkan. Mereka mengantisipasi apa perubahan/koreksi yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti informasi yang mereka dapatkan. Mereka senang menjadi orang di belakang layar yang menyelamatkan perusahaan atau diri mereka dari kesalahan yang amat berat.

The Altruist: Tipe ini adalah tipe orang-orang yang memiliki gairah besar untuk memberi. Ia akan sangat baik jika ditempatkan sebagai kompas moral perusahaan. Altruis akan menantang perusahaan untuk bisa memberikan sesuatu yang baik kepada masyarakat.

The Healer: Mereka adalah orang-orang yang dicari ketika ada masalah. Mereka adalah tempat bersandar ketika ada yang tak berjalan dengan benar. Mereka biasanya adalah tipe yang pertama kali menyadari jika ada yang tak berjalan dengan benar dengan perusahaan, dan akan maju untuk memberikan suatu solusi.

The Connector: Dengan sebuah gairah untuk berkomunikasi, bernegosiasi, dan membangun jembatan di antara manusia, tipe ini adalah seorang insinyur hubungan. Mereka sering mencari kesamaan dari dua pihak yang bertikai agar bisa menyatukan visi dan jalan.

The Creator: Seperti seorang ahli, tipe ini akan menggunakan sebuah konsep dan menerjemahkannya ke dalam bentuk yang bisa diapresiasi orang lain. Kreator memfokuskan diri kepada suatu bentuk yang estetik, dan mencari sebuah keindahan dan fungsionalitas dalam apa pun yang bisa mereka manifestasikan dalam pekerjaan.

The Teacher: Mereka adalah individu-individu yang senang mengajak orang-orang untuk belajar dan pencari pengetahuan. Tipe seperti ini bisa diandalkan untuk membantu orang lain berkembang, untuk menerjemahkan informasi yang mudah dimengerti orang lain. Mereka juga senang membagi pengetahuan mereka kepada orang lain.

The Discoverer: Tipe ini adalah orang yang senang mengeksplorasi ragam hal. Mereka suka mendesain eksperimen atau pendekatan yang bisa membuka tabir kebenaran. Mereka bisa dibilang adalah inovator yang senang menyelesaikan teka-teki menantang.

The Conceiver: Tipe ini merupakan tipe yang berakrobat dengan intelektual. Mereka secara konsisten mendorong diri hingga batas. Biasanya mereka adalah orang yang datang dengan ide-ide luar biasa untuk menciptakan sebuah gagasan, produk, pelayanan, proses, atau strategi. Karena mereka seringkali berada di luar batas pola yang biasa, mereka seringkali mampu mendobrak hal-hal yang lama.

Kebanyakan dari kita akan menghabiskan waktu sekitar 84.000 jam dari hidup kita untuk bekerja. Di jaman seperti sekarang, organisasi seakan meminta para pegawainya untuk bisa memberikan lebih kepada perusahaan. Jadi, mengapa tidak menggunakan waktu kita untuk membangun karier yang Anda sukai? Melamar pekerjaan yang sesuai dengan gairah dan kemampuan adalah formula utama yang bisa memberikan perbedaan terhadap “hanya bekerja” atau “menciptakan sebuah gaya hidup”.

suber kompas

- 6 Sifat yang Dimiliki Miliarder

Selain memiliki kesamaan dalam hal kekayaan yang disimpan di bank, para miliuner juga memiliki kesamaan yang lain, yakni cara mereka berpikir. Berikut adalah beberapa sifat yang sama-sama mereka miliki. Anda pun dapat menerapkan sifat-sifat tersebut untuk mencapai tujuan hidup Anda sendiri.

1. Pikiran yang merdeka
Cara miliuner berpikir cenderung berbeda ketimbang orang kebanyakan. Mereka memikirkan segalanya. Kebanyakan kita berpikir bagaimana agar bisa masuk ke jalur yang sama, bahkan mengeluarkan uang dan usaha ekstra untuk bisa sejalur dengan orang lain. Misalnya, dalam pemilihan jalur pendidikan, harus di universitas tertentu, harus bekerja di bawah perusahaan ternama, dan sebagainya. Namun, tidak dengan para miliuner. Mereka justru menciptakan jalur baru sendiri.

Pikiran berimbas pada aksi, orang-orang yang ingin menjadi kaya akan harta harus berpikir bagaimana cara untuk mencapai gol tersebut. Berpikir merdeka bukan berarti mereka melakukan sebaliknya dari apa yang dikerjakan oleh orang lain. Namun, lebih kepada memiliki keberanian untuk mengikuti apa yang penting untuk Anda sendiri. Intinya, bagaimana membangun jalan Anda sendiri, dan biarkan sukses membawa Anda kepada kemerdekaan finansial. Agar uang datang kepada Anda, bukan Anda yang diperbudak oleh uang.

2. Visi
Umumnya, para miliuner adalah orang-orang kreatif dengan sikap positif. Dengan kata lain, orang-orang kaya tak hanya memiliki mimpi besar, mereka juga percaya bahwa mimpi akan menjadi kenyataan. Dengan begitu, bagi mereka yang mencari kekayaan, sebaiknya menentukan gol dan tak takut akan wilayah yang belum pernah dijamah.

Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, melakukan hal ini. Pimpinan Microsoft ini adalah salah satu wiraswastawan yang membawa komputer ke hadapan perorangan dan membuatnya menjadi massal. Gates memasuki dunia komputer di tahun 1975 dan berpegang erat pada bidang itu. Ia kemudian menciptakan Microsoft Windows di tahun 1985. Ketika para konsumen membawa komputer ke rumahnya, Gates pun mulai menangguk keuntungan yang tak ada hentinya.

3. Keahlian
Umumnya, para miliuner menggunakan kemampuan terkuatnya untuk memulai usaha mereka. Mereka akan berkonsentrasi dengan keahlian mereka. Lalu mereka akan merekrut orang-orang yang mampu mengisi kekurangan mereka. Jika Anda belum mengetahui kekuatan mereka, buatlah semacam polling di antara orang terdekat untuk mengetahuinya. Lalu perkuat kembali kekuatan Anda dengan kursus atau pelatihan khusus.

4. Gairah
Warren Buffet, ahli investasi, mengatakan bahwa “Uang adalah produk dari sesuatu yang saya kerjakan.” Menyenangi pekerjaan Anda memberikan Anda sebuah disiplin untuk bekerja keras setiap harinya. Menemukan pekerjaan impian memang butuh waktu dan proses. Kebanyakan miliuner malah baru menemukan gairah mereka di umur 45 tahun, rata-rata di usia 54 tahun. Ada sebuah buku yang mengatakan bahwa setidaknya para miliuner ini mengalami rata-rata kegagalan setidaknya 17 kali sebelum mereka benar-benar sukses. Jadi, jika Anda berencana untuk menjadi miliuner, berhentilah mengerjakan hal yang tak Anda sukai, mulailah membangun usaha dari apa yang Anda sukai. Jika Anda belum menemukan apa yang Anda suka untuk lakukan, terus cari hingga Anda menemukannya.

5. Investasi
Para miliuner berani mengorbankan waktu dan uang mereka untuk mencapai gol. Mereka berani mengambil risiko sekarang untuk kesempatan mencapai sesuatu yang lebih baik di masa mendatang. Berinvestasi bisa mencakup dalam sekuritas atau membangun sebuah usaha. Ini merupakan sebuah langkah maju untuk menciptakan sebuah penghasilan. Mulailah berinvestasi sekarang.

6. Persuasif
Jika Anda sudah memiliki produk atau usaha yang bisa dikembangkan, saatnya untuk mempresentasikannya di hadapan orang lain. Penjual (salesman) yang bagus sangat senang mendapatkan kritik atau sanggahan. Dengan kata lain, mereka tak akan menerima jawaban "tidak". Para miliuner pun memiliki kemampuan sosial yang bagus. Malah, dalam bukunya yang berjudul Secrets of the Millionaire Mind, T Harv Eker menemukan bahwa kemampuan untuk bersosialisasi lebih tinggi dari IQ kebanyakan para miliuner. Contohnya saja Donald Trump, kekayaannya terus berfluktuasi, namun kemampuannya untuk "menjual diri" lewat acara televisi maupun lainnya membuatnya selalu kembali menjadi miliuner terkenal.

Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain amat penting untuk menjajakan ide Anda. Sebagai seseorang yang akan menjual ide, kejujuran pun penting artinya. Jika Anda ingin menjadi seorang miliuner, jujurlah dan kembangkan kemampuan sosial Anda.

Menjadi seorang miliuner bukanlah hal yang bisa dicapai dalam semalam. Malahan, banyak miliuner membangun "kerajaan" mereka dalam waktu tahunan (bahkan beberapa generasi). Mereka membangunnya dengan melakukan keputusan-keputusan yang berani, menggunakan keahlian mereka sebaik mungkin, dan terus berusaha mengejar visi mereka. Kekayaan para miliuner ini bukanlah sesuatu yang membedakan mereka dari kebanyakan kita, namun cara dan bagaimana mereka mencapai kekayaan itulah yang membuat mereka berbeda dari kebanyakan orang.

sumber kompas

- 5 Tipe Rekan Kerja yang Sangat Kompetitif

Pemilu boleh saja sudah lewat bersama dengan kampanye dan segala atributnya. Namun, kompetisi di kantor Anda tampaknya tak kunjung usai. Waspada terhadap orang-orang yang sepertinya hidup karena kompetisi di kantor. Bisa-bisa Anda malah makan hati karenanya.

Bisa dikatakan, bahwa para pekerja jaman sekarang jauh lebih kompetitif dibandingkan para karyawan 10 tahun lalu. Mengapa jaman sekarang sulit sekali untuk bisa bertahan kerja? Mungkin karena kondisi ekonomi yang tak menentu adalah salah satu alasannya. Ketika orang-orang takut akan ketidakpastian dalam pekerjaan, mereka cenderung ingin membuktikan kepada perusahaan bahwa mereka patut dipertahankan. Tekanan untuk bisa "perform" pun makin tinggi di antara para karyawan.

Meski kompetisi untuk bisa terus "perform" memang perlu untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas, tetapi terlalu banyak tekanan bisa menghalangi kerjasama dan hasil tim. Berikut adalah lima kompetitor di kantor yang seringkali merusak kerjasama tim:

1. Si Tukang Ngebut
Laiknya pembalap, orang ini akan melakukan apa pun untuk melakukan segalanya secepatnya. Ketika manager meminta tim untuk menyiapkan ide untuk proyek baru, orang ini selalu menjadi yang pertama dalam merespons. Ketika Anda berada dalam tim yang sama dengan si tukang ngebut, jangan lupa untuk me-review ulang hasil kerjanya. Kecenderungan orang yang bekerja terlalu cepat dia seringkali melupakan detail dan perhatian yang diperlukan. Sedikit lebih waspada untuk mencek kesalahan selalu lebih baik jika bekerja dengan orang-orang semacam ini.

2. Si Penyendiri
Tipe ini justru sangat menjaga idenya bagai harta karun. Dia cenderung ingin menyelesaikan proyek sendirian, bukan team player. Ia juga tak begitu suka kerja kelompok. Ketika Anda kebagian kelompok bersama tipe yang seperti ini, berikan dia ruang sedikit. Namun, pastikan Anda tetap bisa berkomunikasi dengannya. Jangan lupa untuk mencek dengan orang ini secara rutin. E-mail perkembangan atau tawaran untuk membantu biasanya cukup untuk membuat si dia merasa bahwa Anda adalah orang yang bisa dipercaya.

3. Si Superstar
Tak ada tantangan yang cukup besar untuk orang semacam ini. Orang ini senang berusaha untuk mendapatkan proyek-proyek besar. Ketika aura positifnya cukup membantu, apa yang inginkan hanya lah kemungkinan untuk mencoba menggapai tantangan yang tinggi saja. Bekerja dengan superstar? Lebih baik berikan tongkat kepemimpinan padanya. Minta kehadirannya pada rapat staf berikutnya. Asalkan peran Anda tak hilang secara keseluruhan, Anda bisa minta teman tersebut untuk menjadi motivator dan menjadi jembatan bagi rekan-rekan kerja lain.

4. Pengangkat Beban
Orang ini seringkali menawarkan diri untuk menangani proyek ekstra, demi terlihat baik di mata manager. Anda bisa belajar sesuatu dari orang ini. Tingkahnya tak hanya membantu dia untuk terlihat bagus di mata manajer, tetapi juga sekaligus membuatnya terpacu untuk belajar hal-hal baru. Jika Anda mengikuti langkahnya, berhati-hatilah untuk tidak mengambil tanggung jawab yang tak sanggup Anda emban. Mencoba mengerjakan terlalu banyak bisa membuat pekerjaan utama Anda tak terselesaikan, dan bisa mengarah ke kelelahan. Ujung-ujungnya malah membuat kinerja Anda buruk.

5. Si Penyabotase
Orang seperti ini akan melakukan segalanya untuk bisa selangkah lebih maju, seperti menerima pujian sendirian untuk proyek bersama. Tidak sportifnya orang seperti ini justru membuat keburukannya sendiri terlihat, yakni; dengan membuat orang lain terlihat buruk, ia berpikir bahwa dirinya terlihat lebih baik. Sebisa mungkin jauhi orang seperti ini. Jika Anda berada dalam situasi ini, sebaiknya laporkan kepada atasan Anda situasi yang sedang berlangsung.

Tips menghadapi situasi kompetitif di kantor:
Pertama, fokus pada hasil kerja Anda sendiri ketimbang aksi kolega Anda, dan pastikan Anda yakin bahwa atasan Anda sudah tahu kontribusi Anda pada tim. Dengan begini, Anda menempatkan diri pada tempat yang positif dan menjaga integritas diri dengan menghindari drama di tempat kerja. Juga usahakan untuk tak terlalu mengkhawatirkan tingkah rekan kerja Anda. Ingatlah, bahwa para kompetitor ini bisa saja membuat dirinya menjadi musuh dirinya sendiri.

Jika memang ada salah seorang rekan kerja Anda melangkah terlalu jauh, misalnya, dengan tidak memberikan informasi yang Anda perlukan untuk proyek bersama, sebaiknya tanyakan langsung pada yang bersangkutan. Anda bisa set rapat untuk membicarakan hal tersebut dengan si oknum tersebut. Atau jika Anda tak nyaman dengan ide tersebut, Anda bisa bicarakan dengan manager. Usahakan untuk tidak mengucapkan hal-hal pribadi yang tak berhubungan dengan pekerjaan tentang orang itu.

Dinginkan kepala, dan bersikaplah profesional. Jika rekan kerja mencari pujian untuk hasil kerja yang tak terlalu besar, biarkan saja. Jangan membawa kompetisi di kantor terlalu dalam, sehingga Anda tidak bisa membedakan pentingnya kerja tim dan rasa sakit hati pribadi. Bersikaplah fleksibel. Belajar untuk beradaptasi, agar bisa secara efektif berkomunikasi dengan rekan kerja yang menantang. Anda tak perlu mengubah perilaku 180 derajat, ingatlah bahwa pendekatan yang berbeda seringkali bisa membawa Anda ke tujuan yang diinginkan.

sumber kompas

Modal untuk Mencapai Puncak Karier

Untuk mencapai puncak tertinggi, dibutuhkan banyak aspek, tak cukup hanya ambisi untuk mencapai ke sana. Dibutuhkan keterampilan dan keahlian dalam bidang-bidang tertentu. Pastikan Anda memiliki modal tersebut agar “selamat” sampai di tujuan.

Berikut adalah 7 keterampilan dan keahlian yang menurut askmen.com bisa mengantarkan Anda ke kursi tertinggi yang sudah Anda cita-citakan.

1. Keahlian berbicara.
Mungkin terdengar sepele dan umum. Tetapi, tak semua orang memiliki kepercayaan diri untuk berbicara di depan umum. Tak hanya itu, ada pula sebagian orang yang tak berani berbicara dengan orang yang ia anggap lebih pandai atau lebih tua dari dirinya. Kemampuan untuk bisa berbicara dengan ragam orang di ragam situasi amatlah penting. Menjadi seorang pembicara yang andal membuat kehadiran Anda amat diingat orang lain. Berlatihlah untuk bicara dalam ragam kesempatan, seringlah mendengarkan dan menonton orang bicara di televisi.

2. Kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Seorang pemimpin yang baik selalu mampu mengambil keputusan dan selalu memiliki perhitungan ketika akan membuat keputusan. Jika kepemimpinan Anda lumpuh karena takut melakukan keputusan yang salah, maka Anda tak akan melakukan apa pun. Banyak pemimpin hebat melakukan keputusan-keputusan berisiko tinggi dan menyadari bahwa kesalahan masih bisa dikoreksi. Kesalahan adalah pelajaran dan kesuksesan yang tertunda. Belajarlah untuk menimbang pro dan kontra sebuah permasalahan, pikirkan masak-masak, lalu buat keputusan. Jangan selalu bermain aman setiap waktu, karena Anda tak akan membuat perbedaan atau membuat Anda dikenang jika hanya melakukan hal itu-itu saja.

3. Akuntabilitas
Satu hal yang menjadi bagian utama kesuksesan adalah kemauan untuk mengambil tanggung jawab, baik untuk sukses dan kegagalan. Jika Anda ingin orang lain menghargai Anda, maka memang ada kesalahan yang merupakan kesalahan Anda. Akuilah, jangan mencari kambing hitam. Setiap orang melakukan kesalahan, tetapi pembelajaran tersulitnya adalah bagaimana Anda bereaksi terhadap kesalahan itu. Bagaimana Anda menyikapi kejadian yang sudah terjadi dan mengambil hikmahnya.

4. Sikap positif
Orang pesimis akan membawa orang-orang sekelilingnya merasa buruk dan jadi tak terlalu produktif. Jika Anda bisa mengambil sisi positif dari keadaan yang buruk, Anda akan mengajak orang lain untuk bersikap positif pula. Sikap dan cara pandang positif dikontrol oleh pikiran Anda sendiri. Jangan melihat permasalahan, tapi carilah solusinya.

5. Presentasi diri
Pandai membawa dan menempatkan diri dengan segala atribut adalah hal yang penting. Baik itu cara Anda berpakaian, potongan rambut, cara Anda mendandani diri berbicara lebih banyak tentang diri Anda sebelum Anda bicara. Jangan lupa, bahwa dandanan dan penampilan Anda juga mendorong bagaimana Anda membawakan diri Anda.

6. Atur waktu
Nah, ini juga adalah hal yang penting. Dandanan rapi, pandai bicara, tetapi tak bisa mengatur apa pun, sama juga bohong. Ketidakteraturan berarti Anda akan selalu mencoba menyelesaikan apa yang seharusnya menjadi pekerjaan Anda. Ketergesa-gesaan menyelesaikan pekerjaan memberikan kesempatan untuk kemungkinan terjadinya kesalahan. Belajarlah untuk menyimpan agenda yang mencatat tenggat waktu dan mengatur jadual untuk pekerjaan Anda. Kemampuan untuk bisa tepat waktu, bahkan lebih cepat dari waktu yang ditentukan bisa membuat Anda dihormati. Karena ini berarti Anda adalah tipe orang yang bisa menset gol yang menantang, dan bisa menggunakan waktu yang dimiliki secara efisien.

7. Pandai menemukan solusi
Ada masalah di kantor? Ketidakefisienan pekerjaan pegawai, atau pemborosan keuangan, atau apa pun itu. Jika Anda menemukan sebuah solusi, jalankan dan usahakan. Mereka yang memiliki solusi dan membantu perusahaan ke arah yang lebih baik, pasti akan menemukan jalan untuk menjadi yang teratas. Jangan hanya berpangku tangan dan menunggu perintah. Inisiatif untuk menjadi seorang pemecah masalah pasti selalu dihargai.

Selama Anda masih memiliki impian, langit adalah batasannya. Ingatlah, bahwa untuk menjadi yang terbaik diperlukan pengetahuan yang luas, jangan hanya berfokus pada satu area saja. Perluas kemampuan dan keahlian Anda sebagai modal untuk lebih maju.

sumber kompas

- Jadilah Pelamar Yang Bersinar

Melamar pekerjaan lebih dari sekadar kegiatan menyebar resume dan menjalani wawancara. Supaya Anda sukses meraih posisi yang diimpikan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai jual Anda di mata pewawancara. Apa saja itu?

Jangan terlihat jobless
Meski sudah lama menganggur, jangan biarkan kolom pengalaman di dalam CV Anda kosong tidak terisi. Susan Britton Withcomb, penulis Interview Magic menyarankan untuk mencantumkan aktivitas Anda supaya tampak produktif di mata pewawancara. Agar tidak terkesan mengada-ada, pelajari perusahaan serta job description pada posisi yang Anda incar. Hubungkan dengan kegiatan yang pernah Anda lakukan. Misal, cantumkan kegiatan mengelola acara bakti sosial, apabila Anda melamar di sebuah perusahaan Event Organizer.

Tak perlu merendah
Ketika pewawancara menanyakan hal sederhana, seperti "Ceritakan seseuatu tentang diri Anda," banyak pelamar kebingungan menjawabnya. Menghadapi pertanyaan tersebut, tak perlu berupaya merendahkan diri dengan mengatakan bahwa diri Anda adalah seseorang yang biasa-biasa saja. Sebaliknya, manfaatkan kesempatan ini untuk menceritakan lebih banyak tentang kelebihan yang Anda miliki. Di zaman moderen seperti sekarang, jawaban yang terlalu merendah dan banyak basa-basi malah menunjukkan bahwa Anda sebenarnya tidak yakin dengan diri sendiri.

Tunjukkan Anda punya ambisi
Ambisi menentukan seberapa besar motivasi seseorang untuk bekerja secara lebih baik. Jelas, karyawan yang memiliki ambisi dalam karier akan menguntungkan perusahaan. Karenanya, tunjukkan bahwa Anda sudah memiliki visi hingga lima atau sepuluh tahun ke depan tentang profesi yang Anda tekuni. Susunlah visi Anda secara logis dan terstruktur. Misal, Anda bertekad menempati posisi manajer atau mempelajari suatu keahlian tertentu dalam lima tahun ke depan.

CV ringkas dan padat
Jangan mengandalkan harapan bahwa pewawancara akan membaca keseluruhan isi amplop lamaran yang Anda kirim. Lebih sering terjadi, CV yang disertai lampiran terlalu banyak malah membuat pewawancara malas mengintipnya. Lebih baik pisahkan CV yang dikirimkan menjadi dua bagian. Yang pertama -maksimal 2 lembar, berisi ringkasan segala data pribadi dan profesional tentang Anda. Bagian kedua adalah CV yang lebih lengkap, disertai lampiran data secukupnya. Jangan perlakukan CV seperti otobiografi. Informasi yang diungkap sedikit demi sedikit malah membuat pewawancara kian tertarik untuk mengenal Anda lebih jauh.

Jangan "gampangan"
Antusiasme dalam mempelajari bidang karier baru berbeda dengan kesediaan ditempatkan di posisi apa saja karena Anda sedang butuh pekerjaan. Karenanya, meski Anda butuh pekerjaan, jangan sembarang memenuhi apa pun yang dibutuhkan perusahaan. Pastikan Anda mengirimkan resume dan menuliskan secara jelas apa posisi yang Anda inginkan. Misalnya, jika Anda mengincar posisi Marketing Manager, jangan menyerah apabila pewawancara menawari Anda posisi Customer Service. Pesan yang konsisten menunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang fokus dan konsisten.

First impression is important
Datanglah ke tempat wawancara dengan busana rapi, profesional, tidak seronok, dan tidak berkesan mencolok. Boleh saja menambahkan sentuhan personal supaya penampilan Anda meninggalkan kesan positif dan sedikit berbeda dari pelamar lainnya. Misal, frame kacamata yang trendi, dalaman blazer, atau scarf berwarna cerah, serta parfum ringan beraroma segar. Selain baik untuk meninggalkan kesan personal, penampilan yang apik juga berguna untuk menciptakan suasana yang fun dan tidak tegang.

Rileks
Wawancara kerja memang beda dengan ajang ngopi sore. Namun, cobalah untuk tidak terlalu menempatkan hal ini kelewat serius sehingga Anda malah gugup dan tegang ketika menghadapinya. Selama wawancara berlangsung, pertahankan kontak mata yang intens, jawaban yang diungkapkan dengan nada mantap dan tempo sedang, tidak terlalu cepat ataupun lambat. Sesekali melempar senyum atau bahkan tertawa santai juga bisa menampilkan kesan bahwa Anda memiliki kepribadian hangat, percaya diri, serta mampu menghadapi tekanan.

Ajukan pertanyaan
Pada akhir sesi interview, banyak pewawancara memberi kesempatan kepada pelamar untuk mengajukan pertanyaan tentang perusahaan. Jangan salah, itu sama sekali bukan compliment yang mereka berikan bagi Anda, melainkan salah satu poin yang menjadi bahan penilaian terhadap diri Anda. Kualitas pertanyaan yang Anda ajukan bisa menjelaskan seberapa jauh Anda mengenal dan memahami perusahaan tersebut. Tidak mengajukan pertanyaan apa-apa memberi kesan bahwa Anda tidak memiliki inisiatif dan ketertarikan terhadap perusahaan.

sumber kompas

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons