Metode untuk Menciptakan Pemikiran Kreatif
Attribute Listing
• Gunakan Attribute Listing apabila anda mendapati situasi yang dapat di-breakdown menjadi serangkaian atribut
• Metode ini bersifat rasional dan cocok untuk orang-orang yang menyukai pendekatan analitis.
• Uraikan isu atau masalah yang tengah didiskusikan kedalam sebanyak mungkin atribut
• Kita bisa juga memetakan masalah dalam sejumlah kategori utama, dan kemudian mem-breakdown setiap kategori itu ke dalam sejumlah atribut.
• Untuk setiap atribut tanyakan ‘apa yang diberikannya?’ Gali nilai atau value dari setiap atribut.
• Terdapat kemungkinan sebuah atribut memberikan value yang positif ataupun bersifat negatif.
• Tugas kita adalah mengeksplorasi setiap value dalam atribut, memodifikasinya, dan menemukan value terbaik dalam setiap atribut.
• Attribute Listing bekerja sebagai pendekatan dekomposisional, memecahkan permasalahan menjadi bagian yang lebih kecil yang dapat diuji secara lebih detil.
• Dengan memecahnya menjadi serangkaian atribut, kita dapat menemukan cara baru untuk menjadi lebih kreatif.
Brainstorming
• Brainstorming mungkin merupakan sarana kreativitas yang paling banyak dikenal.
• Esensi dari teknik ini adalah meminta setiap anggota kelompok untuk secara bebas memberikan opini/pendapat tentang solusi kreatif yang hendak dirumuskan.
• Durasinya bisa berlangsung selama 30 – 60 menit.
• Brainstorming Rules :
• Setiap anggota diminta memberikan pendapat/opini secara bebas
• Semakin banyak ide yang dikeluarkan, semakin bagus
• Setiap ide harus dikeluarkan, tidak perlu di-filter, betapapun radikalnya ide tersebut Combine and improve.
Visioning
• Visioning pada dasarnya adalah membayangkan masa depan yang brilian dan inovatif. Berpikir secara imajinatif mengenai apa yang Anda ingin raih di masa mendatang.
• Ketika mengimajinasikan gambaran masa depan, gunakan kata-kata yang dinamis dan penuh perasaan.
• Gunakan pula kata-kata “present tense” (is/are) bukan “future tense” (will). Ungkapan dalam bentuk present tense akan membuat gambaran imajinasi itu menjadi terasa lebih “dekat”.
• Visioning terlaksana karena kita adalah spesies yang penuh daya khayal/imajinatif, dan sangat termotivasi dengan apa yang kita rasakan sebagai kemungkinan masa depan.